Entri Populer

Sabtu, 26 Maret 2011

Kufur Nikmat Menyebabkan Rahmat Menjadi Laknat



“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah ? Tiada orang yg merasa aman dari azab Allah kecuali mereka adl orang-orang yg merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yg mempusakai negeri sesudah penduduknya bahwa kalau kami menghendaki tentu kami azab mereka krn dosa-dosanya. Dan kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar ?” . Sebelum turun peringatan itu Allah ‘Azza wa Jalla lbh dulu berjanji akan menurunkan berkah-Nya dari langit dan dari bumi pada suatu negeri yg masyarakatnya beriman serta bertaqwa sebagai sarana pemakmuran dan penentraman kehidupan. Namun sayangnya kebanyakan manusia cenderung malalaikan peringatan itu dan mengingkari ni’mat Allah. Sehingga turunlah ketetapan hukum-Nya terhadap mereka yakni siksaan dan hinaan sehina-hinanya didunia dan akhirat . Ayat pembuka di atas adl peringatan kepada siapa saja yg lalai dalam mengemban amanah Allah utk senantiasa menjaga kehidupan dari hal-hal yg merusak. Alam adl ni’mat sempurna Allah SWT yg dipersembahkan kepada umat mnusia. Karena itu manusia wajib mensyukurinya dgn cara memelihara kelestariannya serta mempertahankannya sekuat mungkin dari upaya-upaya destruktif. Alam ini penuh dgn semilyar pesona dan keistimewaan-keistimewaan yg luar biasa krn itu hanya dipersembahkan pada manusia sebagai mahluk ciptaan-Nya yg paling istimewa dari segi jatah pemberian rezeki dari penciptanya. Bukanlah Allah telah ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik ciptaan diantara ciptaan-Nya yg lain? Bukankah lama dan seluruh habitat tempat manusia berdiam telah diformat dalam keadan “siap pakai” dgn semua hukum alam yg pasti dan tetap sebagai sarana penunjang kelangsungan hidup manusia? Dan jangan lupa selain ni’mat yg bersifat zahir itu Allah juga menyempurnakan ni’mat manusia dgn memberikan mereka pedoman hidup sempurna . Sehingga dgn sarana dan pedoman hidup sempurna yg Allah karuniakan kepada manusia seyogyanya mereka dgn survive hidup mulia makmur dan tenram. Dengan kata lain manusia mestinya mampu eksis sebagai khalifah-khalifah Allah di atas muka bumi dgn penuh izzah dan kewibawaan. Sebagai khalifah Allah di atas muka bumi ada dua tugas pokok penting yg harus diemban dan ditunaikan mnusia sampai hari kiamat. Yang pertama memakmurkan bumi . Kedua memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yg datang dari pihak mana pun . Memakmurkan Bumi Terkait dgn tugas ini ada kewajiban kolektif yg dibebankan Allah SWT kepada manusia yakni mereka harus mengekplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dini’mati secara adil dan merata dgn tetap memelihara kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu. Dengan begitu ada beberapa hal yg harus diperhatikan manusia dalam menggali kekayaan bumi. Pertama menggunakan friendly technology . Apa pun usaha pemanfataan kekayan alam entah pertambangan pertanian usaha kehutanan industri dan lain-lain haruslah dgn memberi satu garansi bahwa ekosistem alam tidak menjadi rusak tidak membuat hewan tumbuh-tumbuhan tanah air dan udara menjadi punah dan tercemar racun-racun yg membahayakan kehidupan. Kedua adanya konsep corporate social responsibility . Perusahaan atau korporasi yg bertanggung jawab tak selayaknya mendirikan bangunan-bangunan industrinya dgn megah namun tak memberi pemberdayaan baik secara material akal maupun spiritual bagi warga setempat. Logikanya masyarakat sekitar lokasi industri yg tercukupi secara materi dan tercerahkan akal spiritualnya akan ikut bertanggung jawab memelihara ekosistem alam. Ketiga menjalankan usaha dgn cara-cara bersaing yg sehat. Dengan demikian sebuah usaha yg baik tidak akan dijalankan dgn cara monopoli tanpa memberi orang lain kesempatan utk berusaha dalam bidang yg sama. Memelihara Bumi Memelihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak para SDM sebuah perusahaan serta lingkungannya dari kebiasaan-kebiasaan jahiliyah. Karena SDM yg rusak akan sangat potensial merusak alam. Dengan demikian premis ini menuntut bahwa tiap jenis usaha apa pun harus memperhatikan hal-hal berikut Pertama tidak membiarkan SDM perusahaan melakukan kebiasaan-kebiasaan merusak .Kedua tidak mengizinkan lingkungan sekitar berdiri sarana-sarana kemaksiatan.Ketiga tidak membiarkan berkembangnya sarana-saran yg memungkinkan tumbuhnya tradisi syirik dan kekerasan.Keempa menjatuhkan saksi yg berat bagi para perusak akidah dan akhlak.Kelima menumbuhsuburkan kegiatan-kegiatan keagamaan secara kontinyu dan baik. Adalah wajar bila Islam berkepentingan agar manusia secara kolektif berjuang keras agar syariat-Nya tegak di atas muka bumi. Karena hanya Islam yg paling lengkap daan concern aturannya dalam menjaga kelangsungan hidup dan dalam memelihara ekosistem alam. “Oleh krn itu kami tetapkan bagi bani Israil bahwa barangsiapa yg membunuh seorang manusia bukan karen orang itu orang lain atau bukan krn dia membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yg memelihara kehidupan seorang manusia maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” . Dalam ayat lain Allah menyuruh manusia agar giat menggali karunia-Nya utk investasi di akhirat. Ini berarti konsep pembangunan negara dan bangsa haruslah berwawasan ketuhanan . Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi krn Dia tidak menyukai kamu perusak . Dengan spirit inilah generasi awal Islam membangun dan berperang dgn rambu-rambu yg telah ditentukan oleh Allah SWT. Oleh krn itu Islam datang tidak membawa bencana tetapi bahkan sebaliknya ia membawa rahmat. “Dan carilah pada apa yg telah dianugrahkan Allah kepadamu negeri akhirat. Dan janganlan kamu melupakan bagianmu dari dunia. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan.” . Kalau kita mau merenung sejenak memikirkan tentang bencana demi bencana yg tak putus menimpa bangsa Indonesia seharusnya kita mengintrospeksi tindakan kita dan kebijakkan-kebijakkan pembangunan negara selama ini. Jikalau turunnya hujan yg semestinya membawa rahmat tetapi malah berubah menjadi bencana sekali lagi hal itu patut patut kita renungkan. Jangan-jangan banyak sekali kelalaian-kelalaian baik disengaja maupun tidak yg kita lakukan sehingga kita tidak amanah di dalam mengelola kehidupan. Alam kita biarkan dirusak oleh orang-orang yg tidak bertanggung jawab. Bahkan boleh jadi kita termasuk yg langsung atau tidak langsung melakukan proses perusakan itu. Banjir telah menggenangkan berbagai wilayah di tanah air. Di wilayah ibu kota DKI Jakarta Bekasi Tangerang dan beberapa kota di pulau Jawa titik-titik daerah banjir kian meluas. Volume banjir kali ini memang terbesar dalam lima tahun terakhir. Alangkah bijaknya bila bencana hujan kali ini yg menimpa berbagai wilayah di Indonesia kita jadikan bahan instrospeksi. Yang penulis maksud dgn “kita” adl pemerintah dan rakyat. Agar kedua komponen bangsa itu membangun kesadaran secara bersama utk kembali kepada jalan Allah. Kembali memperhatikan peraturan-peraturan-Nya tentang pemeliharaan kehidupan agar kita menjadi orang-orang yg amanah sekaligus menjadi bangsa yg pandai mensyukuri ni’mat-ni’mat-Nya. Maka tidak ada salahnya jika musibah banjir kali ini kita jadikan momentum pertaubatan nasional. Wallahu a’lam. Sumber Buletin Khairu Ummah Edisi 48 2002 Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm

1 komentar: